Langsung ke konten utama

LELAH MEMBACA INDONESIA




LELAH MEMBACA INDONESIA


penulis: saiful hadjar
penyunting: hary nugroho, hanif nasrullah
desain sampul dan layout: amir kiah
ilustrasi sampul: grafis karya saiful hadjar
ilustrasi pengantar: grafis karya saiful hadjar

penerbit;
kelompok seni rupa bermain
jl.gubernur suryo 15 surabaya
jl.angling darmo 122 kalitidu bojonegoro
telp 031- 54 83 529, 081 331 94 34 69

cetakan pertamaL november 2010
isbn: 978-979-25825-2-9

kerjasama penerbit:
pustaka ilalang
jl.airlangga 3 sukodadi lamongan
hp 081 330 50 1724
e-mail: pustaka_ilalang@yahoo.co.i
d

tebal:94 halaman
memuat 88 puisi saiful hadjar

ganti biaya cetak @ 15 ribu rupiah

dapat dibeli di:
-glewo anam 085 64 53 65 649
-jabbar abdullah 081 55 99 51 306
-saiful bakri 085 733 184 050
-malik 081 80 3230 472
-yoyok sp (nganjuk)
075 73 588 6735, 081 33 55 11 212
-Puji Yohana (nganjuk)
081 851 72 98, 0821 41 33 7944


biodata saiful hadjar
lahir di surabaya, 30 agustus 1959.selain menulis puisi juga banyak beraktifitas dalam dunia seni rupa dan teater. Pada tahun 1996 diundang untuk membacakan puisi-puisinya dalam even “mimbar penyair abad 21” oleh dewan kesenian jakarta. Dia juga sering diundang dalam even-even nasional di dunia seni rupa, antara lain biennale jogja (2005, 2007 dan 2009). pameran seni rupa indonesia “manifesto” di galeri nasional indonesia (2008).selain itu dia adalah salah satu penggagas dan penggerak kelompok seni rupa bermian (ksrb).bergabung dengan bengkel muda surabaya (bms) sejak 1978 sampai sekarang.pernah menjadi pengurus dewan kesenian surabaya (dks) periode 1992-1997.
hp 081 93 8 666 946

kelompok seni rupa bermian (ksrb)
adalah forum kerja yang bergerak di lapangan seni dan kebudayaan dalam arti yang seluas-luasnya, memfungsikan diri sebagai laboratorium intelektual dalam memfasilitasi segenap energi yang terlahir dari dialektika gagasan-gagasan, berkepentingan untuk terlibat secara kritis dalam setiap manifestasi dinamika arus perkembangan seni dan kebudayaan di berbagai tempat. Dengan berbasis pada kesadaran akan kerja berkesenian.sebagai salah satu proses sosial, ksrb bermaksud melakukan kerja konkrit berupa aktifitas penelaahan, advokasi, performansi, pameran, dan penerbitan buku-buku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perihal Membaca Puisi

beberapa waktu lalu saya, entah beruntung atau untung, menjadi juri lomba baca puisi di beberapa tempat. yakni di kampus dan di departemen agama Sidoarjo. untungnya dari Depag saya mendapat honor juri (hehehe...) namun sangat disayangkan di kampus nihil. maksud saya nihil honor. apa boleh buat, saya harus menempatkannya sebagai nasionalisme. ternyata ada beberapa pokok yang harus saya garis bawahi. lomba baca puisi atawa deklamasi ternyata masih tetap diartikan sebagai parade teriak-teriak. mengapa? sungguh sebagian besar peserta edan dengan cara berteriak. ya mungkin mitos bahwa baca puisi harus diselingi dengan teriak itulah yang masih tertanam di sebagian pikiran peserta. lantas, bagaimana dengan peserta yang tidak bengok-bengok? bagus. katakanlah ada suatu penempatan situasi. kapan puisi harus dibaca keras dan pelan. sebagian peserta baca puisi abai dengan hal ini. selanjutnya ada pola yang sama yang saya perhatikan. bagaimana sebagian peserta selalu mengucapkan kata...puisi X...bu...

Puisi-puisi Dorothea Rosa Herliany (puisi lama)

MISA SEPANJANG HARI setelah letih merentang perjalanan, kita sampai di perempatan sejarah. menghitung masasilam dan merekareka masadatang. segala yang telah kita lakukan sebagai dosa, berhimpithimpitan dalam album. berebut di antara mazmurmazmur dan doa. dan kita pun belum putuskan perjalanan atau kembali pulang. katakata gugur jadi rintihan. percakapan berdesis dalam isakan. keringat anyir dan darah bersatu menawar dahagamu yang terlampau kental. engkau imani taubatku yang mengering di antara dengkur dan igauan. tubuh beku di antara altaraltar dan bangkupanjang. di antara mazmur dan suara anggur dituangkan. di seberang mimpi, pancuran dan sungai mati dengan sendirinya. tibatiba kaupadamkan cahaya itu. ruang ini gelap. aku raba dan kucaricari tongkat si buta. kutemukan cahaya dalam fikiranku sendiri. pejalan beriringan di antara gang dan musim yang tersesat. kunyalakan cahaya dalam hatiku. biarlah jika akhirnya membakar seluruh ayat dan syair yang lupa kukemasi. 1992 IBADAH SEPAROH USI...

Puisi-puisi Indra Tjahyadi

AFTERWORD pada akhirnya kau pun pergi entah ke benua mana entah ke laut mana entah ke dunia mana tapi masih saja aku setia kirimkan pesan pesan singkat buatmu meski di gerimis tak mesti hanya rasa sakit yang menghubungkanku denganmu dengan bayang-bayang darah yang menjelma huruf huruf sunyi bait-bait murung sajakku 2007. MAUT SENDIRI engkau terasa begitu jauh bahkan lebih jauh ketimbang bulan sungguh pernah kurajahkan kembang dan kupu-kupu di gelap dadamu tapi kecantikanmu adalah kepergian dikekalkan jarak terjauh siapa bertugur sendiri di bawah kabut mereguk derita yang tak juga surut bersama luka sunyi membakar buku-buku umur dan kerinduanku kiranya ingin aku mengaduh sekali lagi padamu ketika seekor burung malam terbang menembus mendung tapi hanya sosok langit yang remuk yang pernah terpekik dari suaraku tak ada doa tak ada airmata yang mengantarku sampai ke dasar lubuk kubur di kota tandus tak berlampu kututupkan pelupukku kukenang namamu darah hitam menetes dari sajakku butirannya...