Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Lomba Manuskrip Puisi, Esai, dan Cerpen

  LOMBA MANUSKRIP Cerpen, Puisi, dan Esai PEMAHAMAN Festival Seni Surabaya (FSS) tahun 2011 menggelar lomba manuskrip kumpulan puisi, cerpen, dan esai. Penghargaan akan diberikan kepada 1 (satu) manuskrip kumpulan puisi, cerpen, dan esai terbaik yang dipilih oleh dewan juri yang ditunjuk panitia FSS 2011. Lomba ini merujuk pada tema besar FSS 2011 ’Anomali’. Karena itu, manuskrip kumpulan puisi, cerpen, dan esai bersandar kepada nilai-nilai eksplorasi serta penjelajahan estetik. Nilai-nilai tersebut merupakan tanda nyata dari proses anomali. Anomali merupakan gejala ketidaknormalan; penyimpangan; kelainan. Anomali merupakan proses ambang antara sesuatu yang sudah ada sebagai titik pijak dan titik pendaratan sebagai bentuk final penyimpangan. Arah yang disasar dari anomali ialah penemuan dan tawaran perubahan. SYARAT UMUM 1. Peserta warga Indonesia. 2. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan 1 (satu) katagori naskah manuskrip kumpulan puisi, cerpen, dan esai. 3. Nas

Puisi-puisi Mashuri di Koran Tempo 21 Agustus 2011

PEJANTAN MATAHARI karena namamu, aku pergi ke bantaran kabut serupa cahya tanpa mata, aku diam dalam kata; di sajak, kuhantarkan jejak meski lantak luka disamarkan balutan rima, meski wajah ditembus sinar dengan bias berlaksa namamu serupa pisau di ingatanku menyeretku ke galau batu-batu hingga riwayatku tumbuh di debu sekarat terjerat muasal, dipenggal tumbal hayat esok, bila ada yang berkokok, sebut ia pejantan matahari ia yang didahului fajar, geletarkan birahi tepati janji pada pagi karena namamu, aku pergi mengikuti sepi Surapringga, 2011 DADAR REMBULAN di wajanmu, telur rembulan tampak muram bundarnya membayang korona di tungku pendiangan, ketika ia pecah dan menjelma cairan kental kita saling diam, mengeja gelembung minyak yang menyambar larut pada riak-riaknya, hanyut di antara kepul asap, panas, juga sengak yang mendadak menyeruak di halaman depan pembauan kita masih saling diam meski kita tahu dari mana ia bermula bukankah ia dari petarangan yang te

Lukisan Kematian

Cerpen Andhy KH Di kampung kami ada seorang pelukis yang unik. Dia hanya akan melukis wajah manusia yang telah sampai pada ajalnya. Orang kampung kami menyebut lukisannya: lukisan kematian. Ada juga yang menyebutnya: lukisan keabadian. Ada juga yang menyebutnya: lukisan kenangan. Sedang aku lebih suka menyebutnya: lukisan misteri kematian. Dua hari yang lalu, seorang perempuan setengah baya memintanya membuat lukisan seorang lelaki yang sudah cukup tua, berkumis tebal, mengenakan kopiah warna hitam dengan ornamen tambahan yang mengantarnya menemui ajalnya. Ornamen itu berupa sebuah mobil yang ringsek sebab tertabrak truk tronton. Mobil itu berdiri gagah di samping lelaki yang tampak sedang tersenyum kecut. Senyum yang seolah-olah telah memisahkannya dengan perempuan setengah baya itu: istrinya. Pada hari ketiga setelah lusa, perempuan setengah baya itu datang kembali, mengambil lukisan yang dipesannya. Dia gembira sekali sebab di dalam lukisan itu, suaminya tampak gagah

SARBI 4

KULIT MUKA 1. Muhammad ali Zakki, Sidoarjo SENI VISUAL 1. Reza Maulana, Surabaya 2. Nurul Putri,Surabaya 3. Deni Dessastra,Singkawang-Kalimantan Barat 4. Vasilis Protopapas, Greece 5. DENNY BUDI SUSETYO, Malang 6. DANIELE CAPES, France 8. SUDHEER URALATH, Kerala, India 9. Rian Saputra, Jakarta Selatan PENULIS 1. Diekey LaliJiwo, Jember 2. Nanang Suryadi, Malang 3. Salamet Wahedi, Jogjakarta 4. Bunda Djibril Djuhra, Medan 5. Budhi Setyawan, Jakarta Selatan 6. Indra Tjahyadi, Probolinggo 7. I Putu Gede Pradipta, Bali 8. Arfan Fathoni, Ponorogo 9. Heru Emka, Semarang. *JURNAL SARBI dibuat dalam dua versi, versi cetak B/W dapat anda dapatkan dengan mengganti ongkos kirim saja. dan versi flash/elektronik dapat anda download disini : http://www.mediafire.com/?ydbbdyk1y8lg2q y *Kritik, saran dan semua yang hendak dikirim perihal SARBI dapat dialamatkan ke sarbikita@gmail.com TERIMA KASIH

Puisi Umar Fauzi Ballah di Jawa Pos, 7 Agustus 2011

Berbuka selamat berbuka  puasa terimalah menu hari ini apa adanya, seperti kau menerima cintaku apa adanya cinta yang selalu kau lukiskan seperti senja yang kau telan bersama kumandang ingatan Sahur Menikmati makan sahur adalah menikmati duduk diantara dua tidur satu sisinya mimpi tak bisa lagi diulur di sisi yang lain kita masih memperpanjang umur. Tuhan, demikiankah aku harus diatur? Puasa hari-hari memar mencuci luka setan-setan terbakar mencari mangsa nafsu gemetar anaknya jadi pelupa seakan mati rasa teruskan saja, sebab nanti malam akan kembali seperti sedia kala   GULALI Membaca Annisa demi kesemampaian, burung-burung harus tertabrak angin dan terik tai matahari demi senyuman, ketika mataku mesti gugur duluan demi keanggunan, ketika pagi beranjak siang, sungguh aku tak tahu bagaimana membendung kekuarngajaran demi kecantikan yang tersiar dalam setiap perjumpaan, tatap muka ini sungguh tak kuragukan betapa sempurna matanya yang bulat, al

Halte Sastra DKS Bulan Agustus 2011 (Fotografer : Ferdi Afrar)

Menadarusi yang Awal

Dody Kristianto** Sebenarnya tulisan ini adalah tulisan yang saya buat dalam rangka terkejut. Terkejut? Karena apa dan untuk hal apa? Saya terkejut karena pada sebuah kesempatan minggu siang yang cerah, kala saya lagi bermasyuk melanjutkan pembacaan saya pada sebuah diktat mengenai gejala bubble economy , tiba-tiba masuklah sebuah sms setengah aneh dari Ribut Wijoto, koordinator kegiatan Halte Sastra DKS. Isi sms itu malah lebih mengagetkan lagi yakni mendaulat saya untuk menjadi pendamping dalam kegiatan Halte Sastra bulan Agustus 2011 ini. Ya, saya memang setengah kaget karena tugas pendamping bisa diparalelkan dengan pengulas, pembahas. Apakah dalam kapasitas saya berada di posisi itu? Entahlah. Akan tetapi, tidak tahu mengapa saya juga mengiyakakan saja tawaran Bung Ribut Wijoto ini. Selanjutnya, saya diliputi kebingungan. Saya harus ngomong apa di forum ini. Tugas saya semacam apa? Seterusnya, seterusnya, dan seterusnya. Baiklah, tugas saya h

Hujan yang Indah

Cerpen Kurnia JR Jika Anda orang yang menyukai hujan, datanglah ke kotaku. Di sini dapat Anda saksikan hujan yang indah bak lukisan. Aku tidak bohong. Di sini hujan turun seperti gadis kecil yang pemalu, tetapi selalu riang. Kadang kala kubayangkan hujan mengetuk-ngetuk bumi dengan kaki-kaki gadis kecil yang menari kian kemari. Aspal, trotoar, dan pepohonan basah tapi ceria turut menari bersama. Di sini hujan sering turun dan, uniknya, hampir selalu hanya berupa gerimis. Sesekali saja terjadi hujan lebat dengan angin ribut atau geledek membentak-bentak di angkasa. Apabila hujan turun, aku paling suka duduk dekat jendela sambil melipat tangan di meja. Kulayangkan pandangan ke luar sambil menyimak ketukan air tempias ke kaca. Dari jendela tampak dinding-dinding dan atap bangunan kuno di seberang jalan. Dalam kondisi kering, tembok dan atapnya tampak kelabu terang, tapi setelah dibasahi hujan, warnanya menggelap dan terlihat misterius, seakan-akan di dalam gedung itu ada ma

Dewan Kesenian Surabaya Jaring Sastrawan Kampung

      Program Halte Sastra Dewan Kesenian Surabaya/ DKS membuka peluang bagi sastrawan muda di wilayah Surabaya dan sekitarnya untuk mendaftarkan diri dengan mengirimkan karya-karyanya. Selanjutnya, karya-karya sastrawan muda yang dinilai layak akan dibukukan serta dijadwal untuk dibaca dan diapresiasi di Galeri Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15. “Teknis penjaringan sastrawan muda ini cukup mengirimkan 10 karya puisi atau 4 karya cerpen ke alamat email: komite_sastra_dks@yahoo.com atau dikirim langsung ke Sekretariat DKS di Kompleks Balai Pemuda. Setiap pengirim harus menyertakan biodata dan nomor telepon (HP) yang bisa dihubungi. Pengiriman bisa dimulai sekarang sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Syaratnya berusia tak lebih dari 35 tahun, berdomisili di wilayah Surabaya dan sekitarnya,” terang Direktur Halte Sastra DKS, Ribut Wijoto. Menurut Ribut, dibuka pendaftaran semacam ini untuk menjaring para sastrawan di kampung-kampung. Sebelumnya,

Terbukalah

Cerpen Dewi Ria Utari       Dalam diam aku duduk di taman ini. Di kursi yang sama tempat kencan kita pertama. Saat itu aku memakai celana jins berwarna abu-abu pudar, dan kaus berlengan panjang warna putih. Kau, waktu itu mengenakan celana jins biru tua dengan kaus berlengan pendek warna abu-abu. Kita duduk bersisian, saling bergenggaman tangan. Perlahan, kusandarkan kepalaku di bahu kirimu. Pandangan kita sama, mengarah ke depan ke beberapa remaja yang sedang bermain basket. Perlahan kau menundukkan kepalamu dan mengecup kuat keningku. Dan mengalirlah cerita tentang keluargamu. Kau, tidak bercerita tentang dirimu. Kau, bercerita tentang ibumu. Kedekatanmu dengan ibu yang melebihi kedekatan dengan ayah. Bahkan hanya kau satu-satunya yang ibumu minta untuk meneteskan obat ke telinganya yang sedang sakit. Hanya pada dirimulah ibumu meminta diantar ke dokter, bukan kepada adikmu atau ayahmu. Keluargamu adalah dua kubu yang terpisah. Kau dan ibumu, adikmu dan ayahmu. Namun, ka

LOMBA CIPTA CERPEN PEMUDA 2011

TEMA: “KETIKA PEMUDA MEMBANGUN MASYARAKATNYA” Ketentuan Lomba: Peserta adalah warga negara Indonesia (P/L) dari unsur pelajar, mahasiswa, dan pemuda umum berusia 16-30 tahun. Penulisan cerpen dengan bahasa indonesia yang baik dan benar Cerpen diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran 12 spasi 1½, maksimal 20 halaman kwarto Peserta bebas menulis cerpen dengan judul apa saja, namun isi cerpen berkaitan dengan tema lomba. Isi cerpen tidak mendiskreditkan SARA, gender, dan tidak melanggar UU pornografi atau perundang-undangan lainnya. Cerpen yang diikutkan lomba adalah karya yang belum pernah dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu judul cerpen dari karya terbaiknya. Melampirkan biografi lengkap maksimal satu halaman, fotocopy KTP, dan mencantumkan nomor kontak aktif (rumah, kantor, atau handphone) yang bisa dihubungi. Melampirkan fotocopy buku tabungan atas nama peserta a

SAYEMBARA PENULISAN CERPEN BAGI REMAJA TAHUN 2011

Dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2011, Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional, mengadakan kegiatan Sayembara Penulisan Cerpen bagi Remaja. Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi kepada generasi muda/remaja yang mempunyai minat, bakat, dan kemampuan dalam menulis karya s ... astra (cerpen). Melalui kegiatan sayembara ini, diharapkan nantinya generasi muda/remaja terpacu untuk menulis, utamanya menulis karya sastra (cerpen), dengan lebih baik dan bermutu sehingga akan lahir dan tumbuh penulis-penulis muda di negeri ini.   PERSYARATAN 1. Tema cerpen bebas, tidak mengarah pada pornografi, dan tidak berpotensi menimbulkan konflik yang berkaitan dengan SARA. 2. Cerpen harus asli (bukan saduran atau terjemahan), belum pernah diterbitkan atau dipublikasikan, dan belum pernah diikutsertakan dalam sayembara apa pun. 3. Panjang karangan 5--8 halaman kertas kuarto atau A4. 4. Cerpen ditulis dalam b

Puisi Mbeling Jeihan Sukmantoro

Sekilas Biografi Jeihan Sukmantoro Jeihan Sukmantoro, selain dikenal sebagai pelukis papan atas saat ini, juga salah satu pelopor sekaligus konseptor gerakan puisi mbeling yang cukup populer pada awal tahun 1970-an. Ia lahir di solo pada 26 September 1938. sejumlah puisinya pernah dipublikasikan di majalah aktuil dan pop serta beberapa media lainnya. Selain itu termuat juga dalam sebuah esai mengintip puisi indonesia kontemporer karya Sumardi yang termuat dalam antologi Festifal Desember 1975 (Dewan Kesenian Jakarta, 1976), Senandung Bandung (Swawedar 69 Bandung, 1981), Malam Seribu Bulan ( Forum sastra Bandung, 1992), dan Orba (Forum Sastra Bandung, 1994) Dalam puisi mbeling, ia merupakan tokoh penting, yang hingga kini masih menulis puisi seperti ini. Ia juga dikenal sebagai pelukis dengan ciri mata bolong, dan juga pelopor boom lukisan di indonesia dengan harga yang cukup mengejutkan pada zamannya. Pengertian Puisi Mbeling Pandangan Jeihan sendiri mengenai puisi