Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2008

Puisi-puisi Eko Darmoko

lampu mati hitam gelap pekat petang jelaga bukan black hole raksasa apalagi milyaran burung gagak yang karnaval aku sendirian dikurung kubus ditemani sebintik cahaya radio, televisi, komputer mungkin lebih pantas meloak hore! metaforku terbang mendadak ingat gulita yang manis di seberang sana Surabaya, Desember 2007 philogynik tak dapat tidak mata ini terus mengekori mereka hasil akhir selalu sama di sama kurun waktu selalu kagum mereka bukan lagi mata, tapi angan hingga perasaan ikut terbawa-bawa terseret-seret pontang-panting muak sudah, karena pesakitanku sendiri ataukah manis mereka. sungguh rikuh menggelayut. yang jelas, kencing pun tak nyaman apalagi tidur nyenyak maka, tak dapat tidak “cium satu segera” teriakku dalam hati ah, tuhan jika boleh memilih kutuk saja aku jadi ahasveros biarlah membekas luka robek di telapak kakiku dan, tak dapat tidak mungkinkah selesai kutukan ini. “manisku,