Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2008

Sebuah Esai Semenjana : Sastra Blog Kini

saya teringat bahwa saat ini saya sedang berada di depan komputer dan sedang mengupdate blog pribadi saya yang satu bulan ini hampir tak tersentuh. maka, esai semenjana ini semoga turut meramaikan blog saya. ternyata kian hari jumlah sastrawan yang ngeblog semakin lama makin banyak. saya baru tahu jika Nirwan Dewanto juga turut ngeblog. walau blognya masihlah minim tulisan. namun inilah terobosan dari salah satu maestro sastra Indonesia. Nirwan menyusul para sastrawan lain yang sudah ngeblog terlebih dahulu, semacam Ook Nugroho, M Aan Mansyur, Binhad Nurohmat, dll. kiranya jumlah ini masih akan terus bertambah. mengapa? karena via bloglah siapa tahu kita akan menemu kegenitan yang tidak mungkin termuat di media. beberapa waktu lalu saya sempat berdiskusi dengan salah satu penyair Surabaya Dheny Jatmiko. Dheny begitu mengkhawatirkan bahwa sastra kelak akan tercampur dengan kitsch di dalam perkembangannya. sekronik itukah? eits, sabar dulu bung! saya kira tak separah itu. bukankah setiap

Pelukis Gelombang Laut

                                                                  Cerpen   Dody Kristianto* Perempuan itu terbangun dari tidurnya. Tubuhnya perlahan bangkit dari lautan yang selama ini menyelubunginya. Ia nampak elok nan gemulai. Benar-benar menunjukkan sebuah arsiran dan detil rinci air lautan yang membentuknya. Cahaya bulan terang memberi warna kuning langsat pada kulitnya yang semula bening. Ia nampak rupawan. Rambutnya tergerai panjang. Setiap lekuknya berasal dari percikan gelombang. Gelombang nyalang, ketika malam sangat hening dan tak ada suara lain terdengar selain deru gelombang yang panjang. Dan perempuan itu mulai melangkah gemulai. Matanya menatap bulan yang nampak bulat sempurna. Dari wujud kesempurnaan bulan, mata perempuan terbentuk, sangat terang dan meneduhkan bagi siapa pun yang beradu pandang. Ia merentangkan tangan. Lalu satu demi satu tetes air terbang membalut tubuhnya. Lantas buliran air itu berubah menjadi gaun putih nan anggun. Berpadu