Langsung ke konten utama

Peserta Terpilih Temu Sastrawan Indonesia (TSI IV) di Ternate



Setelah menimbang, mempelajari, memilih dan memilah dengan cermat, maka dari 495 Penyair yang mengirimkan karyanya ke dewan kurator TSI-4, maka kami telah menetapkan 81 orang Penyair yang karya lolos seleksi sesuai hasil sidang kedua dewan kuratorTSI-4 tanggal 10-11 sept 2011 di Jakarta

1. Abdul Salam HS Banten
2. Ahmad Faqih Mahfuz Yogyakarta
3. Adin Jawa Tengah
4. Adri Sandara Sumatera Barat
5. AF Kurniawan Jawa Tengah
6. A. Faruqi Munif Jawa Timur
7. Ahmad Davis K Jambi
8. Ahmad Syahid Jawa Barat
9. Alek Subairi Jawa Timur
10. Alex R Nainggolan Jakarta
11. Arizal Tanjung Sumatera Barat
12. Alya Salasha Sinta Bekasi
13. Amin Basiri Jawa Timur
14. Arther Panther Oli Sulawesi Utara
15. Bambang Widiatmo Jakarta
16. Boedi Ismanto SA Yogyakarya
17. Damiri Mahmud Sumatera Utara
18. Dedi Supendra Sumatera Barat
19. Dedi Triadi Malang
20. Dian Hartati Jawa Barat
21. Dino Umahuk Ternate
22. Dody Kristianto Jawa Timur
23. Doel CP Alisah Aceh
24. Dwi Setyo Wibowo Jawa Tengah
25. Edi Firmansyah Jawa Timur
26. Effendi Danata NTB
27. Esha Tegar Putra Sumatera Barat
28. Fajar Martha Riau
29. Fatkurrahman Jawa Barat
30. Fatih Kudus Jailani NTB
31. Febrie Hastanto Jawa Tengah
32. Frans Ekodhanto Jakarta
33. Galah Denawa Jawa Barat
34. Hanna Fransiska Jakarta
35. Herdoni Syafrians Sumatera Selatan
36. Herman RN Aceh
37. Herton Maridi Jawa Barat
38. Husen Arifin Jawa Timur
39. Husnu Abadi Riau
40. Idrus F Shahab Jakarta
41. Idris Siregar Sumatera Utara
42. I Putu Gede Pradipta Bali
43. Ishack Sonlay NTT
44. Jun Nizami Jawa Barat
45. KIKI Sulistyo NTB
46. Lailatul Kiptiyah Jakarta
47. Lina Kelana Jawa Timur
48. Mahmud Jauhari Ali Kalimantan Timur
49. Mahendra Jawa Timur
50. Maulana Satrya Sumatera Utara
51. Mohammad Ibrahim Ilyas Sumatera Barat
52. Muhammad Ridwan Jawa Timur
53. Mario F lawi NTT
54. Matdon Jawa Barat
55. Nanang Suryadi Jawa Timur
56. Nurhayat Arief Sumatera Selatan
57. Pungkit Wijaya Jawa Barat
58. Qizink La Aziva Banten
59. Restu Putra Jawa Barat
60. Rozi Kembara Jakarta
61. Rudi Ramdani Jawa Barat
62. Salman Yoga S Aceh
63. Shohifur Ridho Ilahi Yogyakarya
64. Sindu Putra NTB
65. Sulaiman Juned Sumatera Barat
66. Sulaiman Tripa Aceh
67. Sutan Iwan Sukri Munaf Bekasi
68. Setio Bardono Depok
69. Syaifuddin Gani Sulawesi Tenggara
70. Syaiful Rahman Jawa Timur
71. Sekar Arum -
72. Teja Purnama Sumatera Utara
73. Tulus Wijanarko Jakarta
74. Tina Aprida Marpaung Sumatera Utara
75. Toni Lesmana Jawa Barat
76. Tjahjono Widianto Jawa Timur
77. Umar Fauzi Ballah Jawa Timur
78. Wahyu Prastianto Jakarta
79. Vidy AD Daery Jawa Timur
80. Yan Zavin Auddjand -
81. Yori Komara Sumatera Barat

Kepada ke 81 peserta yang lolos seleksi agar segera mengirimkan alamat legkapnya mohon segera dikirimkan ke email: valdinho74@yahoo.co.uk atau di sms ke Dino Umahuk (082194623888 – 085823635424). paling lambat tagl 15 sept 2011.

Difotokopi dari Grup TSI IV:
http://www.facebook.com/groups/ternate2011/?id=238218532891310&ref=notif¬if_t=group_activity

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perihal Membaca Puisi

beberapa waktu lalu saya, entah beruntung atau untung, menjadi juri lomba baca puisi di beberapa tempat. yakni di kampus dan di departemen agama Sidoarjo. untungnya dari Depag saya mendapat honor juri (hehehe...) namun sangat disayangkan di kampus nihil. maksud saya nihil honor. apa boleh buat, saya harus menempatkannya sebagai nasionalisme. ternyata ada beberapa pokok yang harus saya garis bawahi. lomba baca puisi atawa deklamasi ternyata masih tetap diartikan sebagai parade teriak-teriak. mengapa? sungguh sebagian besar peserta edan dengan cara berteriak. ya mungkin mitos bahwa baca puisi harus diselingi dengan teriak itulah yang masih tertanam di sebagian pikiran peserta. lantas, bagaimana dengan peserta yang tidak bengok-bengok? bagus. katakanlah ada suatu penempatan situasi. kapan puisi harus dibaca keras dan pelan. sebagian peserta baca puisi abai dengan hal ini. selanjutnya ada pola yang sama yang saya perhatikan. bagaimana sebagian peserta selalu mengucapkan kata...puisi X...bu

DODOLIT DODOLTOLSTOY: Catatan Singkat Atas Cerpen Terbaik Kompas 2010

Oleh Akmal Nasery Basral* I/              SEPASANG pembawa acara pada  Malam Penghargaan Cerpen Terbaik Kompas 2011  yang berlangsung di Bentara Budaya Jakarta semalam (Senin, 27 Juni) membacakan profil para cerpenis yang karyanya terpilih masuk ke dalam antologi  Cerpen Pilihan Kompas 2010 . Sebuah layar besar memampangkan foto mereka dengan sinopsis cerpen masing-masing.             Saat  Dodolit Dodolit Dodolibret  (selanjutnya ditulis  Dodolit ) karya Dr. Seno Gumira Ajidarma ditampilkan, yang terbaca oleh saya ’kisah Guru Kiplik yang mengajari penduduk sebuah pulau terpencil cara berdoa yang benar. Usai mengajar guru itu pergi dari pulau. Penduduk yang merasa belum bisa memahami cara berdoa yang benar, mengejar perahu sang guru dengan cara berlari di atas air.’ Kira-kira seperti itulah sinopsis yang tersaji di layar. Dari informasi sesingkat itu -- selain saya juga belum membaca versi lengkap  Dodolit  – pikiran saya secara spontan teringat nama seorang penulis Rusi

Puisi-puisi Dorothea Rosa Herliany (puisi lama)

MISA SEPANJANG HARI setelah letih merentang perjalanan, kita sampai di perempatan sejarah. menghitung masasilam dan merekareka masadatang. segala yang telah kita lakukan sebagai dosa, berhimpithimpitan dalam album. berebut di antara mazmurmazmur dan doa. dan kita pun belum putuskan perjalanan atau kembali pulang. katakata gugur jadi rintihan. percakapan berdesis dalam isakan. keringat anyir dan darah bersatu menawar dahagamu yang terlampau kental. engkau imani taubatku yang mengering di antara dengkur dan igauan. tubuh beku di antara altaraltar dan bangkupanjang. di antara mazmur dan suara anggur dituangkan. di seberang mimpi, pancuran dan sungai mati dengan sendirinya. tibatiba kaupadamkan cahaya itu. ruang ini gelap. aku raba dan kucaricari tongkat si buta. kutemukan cahaya dalam fikiranku sendiri. pejalan beriringan di antara gang dan musim yang tersesat. kunyalakan cahaya dalam hatiku. biarlah jika akhirnya membakar seluruh ayat dan syair yang lupa kukemasi. 1992 IBADAH SEPAROH USI