Kunang
sepelik babon para padri,
ia pasti kembali
meratapi lampu mati
sampai ia tikam
semua yang pergi
untuk jubah api
yang tak kunjung
ia dapati
2011
Makam
telentang tenang
setabah badan rembulan
tapi sekilap pedang
bosan menunggunya
tubuh terakhir
di persimpangan
2011
Mabuk
rumah mambang
di muka kami
sungguh tenang
teramat lengang
di tengah kolam
dalam badan kami
tapi benar
hanya bangau, sekawanan,
penghuni kitab kami
sedang terbang ke bulan
hingga
selindapan hujan
yang serumit
bimbang
dalam doa kami
tak jadi digemparkan
tak jadi digegarkan
di atas otak kami
yang menerus kejang
2011
Pening
Bintang-bintang tumbang di atas kepala
kota melangkah, pepohon menjulurkan lidah
ke dalam tanah
sepasang tatap terkelupas lepas
melebihi sekawanan telur kumbang
yang menetas sendiri di keheningan kolam
2011
Pusing
berapa panjang jarak menuju kata
berapa kata tertinggal di tengah kota
berapa kota telah karam pada tatap mata
tatap yang menyimpan segala jarak
ikan-ikan berloncatan kepada kata
kata meriang yang alpa pada rumah
2011
NB : pirsawan yang budiman, kali ini berjumpa lagi dengan saya, host kesayangan anda dalam tayangan blog yang sangat kelam ini. ini kali, saya pengen menayangkan puisi-puisi yang muat di Harian Sindo pada 29 Mei kemaren. dan jujur saja, saya ndak tahu kalok puisi itu tayang di Sindo sehingga pada hari-H pemuatan saya tidak membeli korannya. alhasil, saya baru beli itu koran baru saya beli hari Selasa, sesudah Lek Giryadi memberi tahu bahwa puisi saya tayang di Sindo. pemirsa yang budiman, silahkan menikmati
sepelik babon para padri,
ia pasti kembali
meratapi lampu mati
sampai ia tikam
semua yang pergi
untuk jubah api
yang tak kunjung
ia dapati
2011
Makam
telentang tenang
setabah badan rembulan
tapi sekilap pedang
bosan menunggunya
tubuh terakhir
di persimpangan
2011
Mabuk
rumah mambang
di muka kami
sungguh tenang
teramat lengang
di tengah kolam
dalam badan kami
tapi benar
hanya bangau, sekawanan,
penghuni kitab kami
sedang terbang ke bulan
hingga
selindapan hujan
yang serumit
bimbang
dalam doa kami
tak jadi digemparkan
tak jadi digegarkan
di atas otak kami
yang menerus kejang
2011
Pening
Bintang-bintang tumbang di atas kepala
kota melangkah, pepohon menjulurkan lidah
ke dalam tanah
sepasang tatap terkelupas lepas
melebihi sekawanan telur kumbang
yang menetas sendiri di keheningan kolam
2011
Pusing
berapa panjang jarak menuju kata
berapa kata tertinggal di tengah kota
berapa kota telah karam pada tatap mata
tatap yang menyimpan segala jarak
ikan-ikan berloncatan kepada kata
kata meriang yang alpa pada rumah
2011
NB : pirsawan yang budiman, kali ini berjumpa lagi dengan saya, host kesayangan anda dalam tayangan blog yang sangat kelam ini. ini kali, saya pengen menayangkan puisi-puisi yang muat di Harian Sindo pada 29 Mei kemaren. dan jujur saja, saya ndak tahu kalok puisi itu tayang di Sindo sehingga pada hari-H pemuatan saya tidak membeli korannya. alhasil, saya baru beli itu koran baru saya beli hari Selasa, sesudah Lek Giryadi memberi tahu bahwa puisi saya tayang di Sindo. pemirsa yang budiman, silahkan menikmati
Komentar
Kta2nya mengalir dan cantik.