Saya menanti kumpulan puisi Nirwan Dewanto, Jantung Lebah Ratu. Setidaknya kumpulan tersebut dihasilkan oleh seorang maestro sastra Indonesia. Dalam artian, Nirwan dikenal sebagai seorang pengelana sastra Indonesia.
Begini, puisi-puisi Nirwan sebagian besar merupakan hasil pengelanaan fisikal maupun psikisnya ke berbagai tempat. sembari mencoba mengorek lagi khasanah dari sastra Indonesia yang terlupakan. dari Amir Hamzah semisal. Pada puisi modern Indonesia, hampir saya tak pernah menjumpai diksi Zahrah dan Zuhra (Kunang-kunang).
begitu juga pengelanaan Nirwan terhadap kasanah sastra dunia. Ia yang mencoba memperkenalkan pernik sastra dunia pada awal karir kepenyairannya, bisalah berbangga hati karena pengucapan puisinya telah sampai pada taraf mapan.
saya jadi ingat dengan judul Batu Itu Berbaju Hijau. sefenomenal Abad yang berlari-nya Afrizal. tentu tak dapat dilepas dari konteks kesejarahan puisi Indonesia ketika itu, yakni saat pengaruh macam surealisme, realisme magis sedang dalam posisi gencar-gencarnya menginflitrasi dunia puisi Indonesia.
sebenarnya intiplah visi kepenyairan Nirwan pada pidato kebudayaan 1991. di sana diuraikan bagaimana pengaruh dunia luar begitu kuat merajah segenap kehidupan di Indonesia. tentunya, budaya-budaya asing tersebut akan berhadapan dengan gairah lokal yang mencoba menggeliat mempertahankan diri. setidaknya itulah yang saya tangkap dari puisi-puisi Nirwan selang waktu 2005-2008!
Begini, puisi-puisi Nirwan sebagian besar merupakan hasil pengelanaan fisikal maupun psikisnya ke berbagai tempat. sembari mencoba mengorek lagi khasanah dari sastra Indonesia yang terlupakan. dari Amir Hamzah semisal. Pada puisi modern Indonesia, hampir saya tak pernah menjumpai diksi Zahrah dan Zuhra (Kunang-kunang).
begitu juga pengelanaan Nirwan terhadap kasanah sastra dunia. Ia yang mencoba memperkenalkan pernik sastra dunia pada awal karir kepenyairannya, bisalah berbangga hati karena pengucapan puisinya telah sampai pada taraf mapan.
saya jadi ingat dengan judul Batu Itu Berbaju Hijau. sefenomenal Abad yang berlari-nya Afrizal. tentu tak dapat dilepas dari konteks kesejarahan puisi Indonesia ketika itu, yakni saat pengaruh macam surealisme, realisme magis sedang dalam posisi gencar-gencarnya menginflitrasi dunia puisi Indonesia.
sebenarnya intiplah visi kepenyairan Nirwan pada pidato kebudayaan 1991. di sana diuraikan bagaimana pengaruh dunia luar begitu kuat merajah segenap kehidupan di Indonesia. tentunya, budaya-budaya asing tersebut akan berhadapan dengan gairah lokal yang mencoba menggeliat mempertahankan diri. setidaknya itulah yang saya tangkap dari puisi-puisi Nirwan selang waktu 2005-2008!
Komentar