Langsung ke konten utama

Lomba Manuskrip Puisi, Esai, dan Cerpen

 
LOMBA MANUSKRIP
Cerpen, Puisi, dan Esai

PEMAHAMAN
Festival Seni Surabaya (FSS) tahun 2011 menggelar lomba manuskrip kumpulan puisi, cerpen, dan esai. Penghargaan akan diberikan kepada 1 (satu) manuskrip kumpulan puisi, cerpen, dan esai terbaik yang dipilih oleh dewan juri yang ditunjuk panitia FSS 2011.
Lomba ini merujuk pada tema besar FSS 2011 ’Anomali’. Karena itu, manuskrip kumpulan puisi, cerpen, dan esai bersandar kepada nilai-nilai eksplorasi serta penjelajahan estetik. Nilai-nilai tersebut merupakan tanda nyata dari proses anomali.
Anomali merupakan gejala ketidaknormalan; penyimpangan; kelainan. Anomali merupakan proses ambang antara sesuatu yang sudah ada sebagai titik pijak dan titik pendaratan sebagai bentuk final penyimpangan. Arah yang disasar dari anomali ialah penemuan dan tawaran perubahan.

SYARAT UMUM
1. Peserta warga Indonesia.
2. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan 1 (satu) katagori naskah manuskrip kumpulan puisi, cerpen, dan esai.
3. Naskah merupakan karya orisinal, belum pernah dipublikasikan atau diikutsertakan pada lomba lain.
4. Naskah menggunakan bahasa Indonesia.
5. Manuskrip diupayakan sebagai bentuk respon atas tema FSS 2011 ‘Anomali’.
6. Naskah yang dikirim menjadi hak panitia sepenuhnya.
7. Naskah dikirim dalam bentuk manuskrip buku/print out sebanyak 3 eksemplar + soft copy dalam bentuk CD.
8. Naskah diterima oleh panitia paling lambat 11 September 2011 (cap pos)
9. Peserta wajib menyertakan biodata lengkap di halaman terpisah
10. Menyertakan fotokopi identitas diri (KTP/SIM/Kartu Mahasiswa) beserta foto diri berwarna ukuran 4X6 sebanyak 1 (buah).
11. Naskah yang tidak memenuhi persyaratan tidak dapat diikutsertakan lomba .
12. Pemenang lomba akan diumumkan 12 Oktober 2011.
13. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

SYARAT MANUSKRIP
1. Cover (judul manuskrip dan pengarang)
2. Kata pengantar penulis
3. Daftar Isi
4. Naskah Manuskrip (antara 100-150 halaman kertas A4/antara 150-200 halaman manuskrip model buku dengan ukuran 14 X 15 cm).
5. Biodata
6. Backcover

SYARAT PENULISAN
1. Naskah diketik dengan format MS Word (versi 2000-2010)
2. Jumlah halaman antara 100-150 halaman A4
3. Diketik dengan spasi 1,5
4. Menggunakan font Times New Roman, ukuran 12 dan diberi nomor halaman.

PENGIRIMAN NASKAH
1. Naskah lomba penulisan Manuskrip Kumpulan Puisi, Cerpen, dan Esai tersebut dikirim ke Panitia Festival Seni Surabaya (FSS) 2011, Sekretariat FSS Jalan Gubernur Suryo 15 (Kompleks Balai Pemuda) Surabaya, Jawa Timur, Telp: 0315474704.
2. Naskah diterima selambat-lambatnya 11 September 2011 (cap pos).
3. Atau melalui surat elektronik: surabayaartfestival@yahoo.co.id, fazizmanna@yahoo.com, zahiria@yahoo.com, dalam bentuk Attached files.
4. Disudut kiri atas amplop ditulis Lomba Manuskrip FSS 2011.

HADIAH LOMBA
1. Juri akan memilih 1 (satu) pemenang manuskrip kumpulan puisi, cerpen, dan esai.
2. Peserta yang karyanya terpilih masuk dalam Manuskrip Kumpulan Puisi, Cerpen, dan Esai terbaik bakal mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp 3 juta.
3. Manuskrip pemenang akan diterbitkan panitia FSS 2011 bekerjasama dengan penerbit buku.
4. Pemenang akan melakukan penandatangan perjanjian di atas materai dengan Panitia FSS 2011 terkait pembagian buku dan penyebarannya.

Komentar

Anonim mengatakan…
Maaf sbg orang awam,,satu manuskrip berisi salah satu (puisi/esai/cerpen) atau satu manuskrip berisi semuanya..? makasi :)
ratissapi mengatakan…
Maaf sbg orang awam,,satu manuskrip berisi salah satu (puisi/esai/cerpen) atau satu manuskrip berisi semuanya..? makasi :)
terima kasih Kawan Ratissapi. dalam pengumuman ini, dikatakan bila satu manuskrip yang berisi salah satu hal : puisi, cerpen, atau esai. artinya, satu manuskrip ini hanya satu saja, bisa itu mengirim manuskrip puisi saja atau manuskrip cerpen saja atau manuskrip esai saja. tak boleh campur-campur dalam manuskrip ini. terima kasih dan selamat berkarya dan mencoba

Postingan populer dari blog ini

Perihal Membaca Puisi

beberapa waktu lalu saya, entah beruntung atau untung, menjadi juri lomba baca puisi di beberapa tempat. yakni di kampus dan di departemen agama Sidoarjo. untungnya dari Depag saya mendapat honor juri (hehehe...) namun sangat disayangkan di kampus nihil. maksud saya nihil honor. apa boleh buat, saya harus menempatkannya sebagai nasionalisme. ternyata ada beberapa pokok yang harus saya garis bawahi. lomba baca puisi atawa deklamasi ternyata masih tetap diartikan sebagai parade teriak-teriak. mengapa? sungguh sebagian besar peserta edan dengan cara berteriak. ya mungkin mitos bahwa baca puisi harus diselingi dengan teriak itulah yang masih tertanam di sebagian pikiran peserta. lantas, bagaimana dengan peserta yang tidak bengok-bengok? bagus. katakanlah ada suatu penempatan situasi. kapan puisi harus dibaca keras dan pelan. sebagian peserta baca puisi abai dengan hal ini. selanjutnya ada pola yang sama yang saya perhatikan. bagaimana sebagian peserta selalu mengucapkan kata...puisi X...bu

DODOLIT DODOLTOLSTOY: Catatan Singkat Atas Cerpen Terbaik Kompas 2010

Oleh Akmal Nasery Basral* I/              SEPASANG pembawa acara pada  Malam Penghargaan Cerpen Terbaik Kompas 2011  yang berlangsung di Bentara Budaya Jakarta semalam (Senin, 27 Juni) membacakan profil para cerpenis yang karyanya terpilih masuk ke dalam antologi  Cerpen Pilihan Kompas 2010 . Sebuah layar besar memampangkan foto mereka dengan sinopsis cerpen masing-masing.             Saat  Dodolit Dodolit Dodolibret  (selanjutnya ditulis  Dodolit ) karya Dr. Seno Gumira Ajidarma ditampilkan, yang terbaca oleh saya ’kisah Guru Kiplik yang mengajari penduduk sebuah pulau terpencil cara berdoa yang benar. Usai mengajar guru itu pergi dari pulau. Penduduk yang merasa belum bisa memahami cara berdoa yang benar, mengejar perahu sang guru dengan cara berlari di atas air.’ Kira-kira seperti itulah sinopsis yang tersaji di layar. Dari informasi sesingkat itu -- selain saya juga belum membaca versi lengkap  Dodolit  – pikiran saya secara spontan teringat nama seorang penulis Rusi

Puisi-puisi Dorothea Rosa Herliany (puisi lama)

MISA SEPANJANG HARI setelah letih merentang perjalanan, kita sampai di perempatan sejarah. menghitung masasilam dan merekareka masadatang. segala yang telah kita lakukan sebagai dosa, berhimpithimpitan dalam album. berebut di antara mazmurmazmur dan doa. dan kita pun belum putuskan perjalanan atau kembali pulang. katakata gugur jadi rintihan. percakapan berdesis dalam isakan. keringat anyir dan darah bersatu menawar dahagamu yang terlampau kental. engkau imani taubatku yang mengering di antara dengkur dan igauan. tubuh beku di antara altaraltar dan bangkupanjang. di antara mazmur dan suara anggur dituangkan. di seberang mimpi, pancuran dan sungai mati dengan sendirinya. tibatiba kaupadamkan cahaya itu. ruang ini gelap. aku raba dan kucaricari tongkat si buta. kutemukan cahaya dalam fikiranku sendiri. pejalan beriringan di antara gang dan musim yang tersesat. kunyalakan cahaya dalam hatiku. biarlah jika akhirnya membakar seluruh ayat dan syair yang lupa kukemasi. 1992 IBADAH SEPAROH USI