Langsung ke konten utama

LOMBA CIPTA CERPEN PEMUDA 2011

TEMA: “KETIKA PEMUDA MEMBANGUN MASYARAKATNYA”

Ketentuan Lomba:
  1. Peserta adalah warga negara Indonesia (P/L) dari unsur pelajar, mahasiswa, dan pemuda umum berusia 16-30 tahun.
  2. Penulisan cerpen dengan bahasa indonesia yang baik dan benar
  3. Cerpen diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran 12 spasi 1½, maksimal 20 halaman kwarto
  4. Peserta bebas menulis cerpen dengan judul apa saja, namun isi cerpen berkaitan dengan tema lomba.
  5. Isi cerpen tidak mendiskreditkan SARA, gender, dan tidak melanggar UU pornografi atau perundang-undangan lainnya.
  6. Cerpen yang diikutkan lomba adalah karya yang belum pernah dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.
  7. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu judul cerpen dari karya terbaiknya.
  8. Melampirkan biografi lengkap maksimal satu halaman, fotocopy KTP, dan mencantumkan nomor kontak aktif (rumah, kantor, atau handphone) yang bisa dihubungi.
  9. Melampirkan fotocopy buku tabungan atas nama peserta atau NPWP pribadi (hadiah akan ditransfer ke rekening pemenang).
  10. Batas terakhir penerimaan naskah cerpen dan lampirannya pada jumat, 10 September 2011.
  11. Naskah cerpen yang sudah dikirim menjadi hak panitia dan tidak dikembalikan panitia.
  12. Dewan juri memutuskan 20 cerpen sebagai nominator. 20 cerpen tersebut akan dibukukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI bekerja sama dengan Yayasan Dayamuda Nusantara (Yadanu) dan penerbit Auracitra. Dari 20 cerpen nominator, dewan juri memilih tiga pemenang dan tiga pemenang harapan. 14 tersisah tetap disebut sebagai nominator.
  13. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun.
  14. Dewan juri berhak membatalkan keputusannya, jika dikemudian hari diketahui karya pemenang lomba melanggar karya cipta orang lain (plagiat) atau mengikuti lomba sejenis atau telah dimuat di koran/majalah.
  15. Hak cipta tetap ada pada penulis, sedangkan panitia hanya memiliki hak untuk mempublikasikan dalam bentuk kumpulan cerpen.

Alamat Pengiriman Naskah Cerpen:
  • Pengiriman via pos:
Panitia Lomba Cipta Cerpen Pemuda 2011
Asisten Deputi Peningkatan Kreatifitas Pemuda
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda
Kementrian Pemuda dan Olahraga RI
Jalan Gerbang Pemuda No. 3, Senayan, Jakarta

  • Via email:
yadanu@ymail.com


Jadwal Pengumuman Dewan Juri:
Jumat, 30 September 2011
Pengumuman dapat dilihat di: www.kemenpora.go.id

Hadiah Pemenang:
  • Tiga pemenang akan mendapatkan hadiah berupa tropi, piagam penghargaan, buku kumpulan cerpen, dan uang tunai sebesar:
Juara I              :           Rp. 7.000.000
Juara II             :           Rp. 6.000.000
Juara III           :           Rp. 5.000.000
  • Tiga pemenang harapan akan mendapatkan hadiah berupa penghargaan, buku kumpulan cerpen, dan uang tunai sebesar:
Juara Harapan I             :           Rp.3.000.000
Juara Harapan II          :           Rp. 2.000.000
Juara Harapan III         :           Rp. 1.000.000
  1. 14 nominator akan mendapatkan penghargaan dan buku kumpulan cerpen.
  2. Total hadiah uang tunai sebesar Rp. 24.000.000.
  3. Hadiah uang tunai tersebut di atas belum termasuk pajak.
________________



* Diketik ulang oleh Muhammad Rifqi Rahman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perihal Membaca Puisi

beberapa waktu lalu saya, entah beruntung atau untung, menjadi juri lomba baca puisi di beberapa tempat. yakni di kampus dan di departemen agama Sidoarjo. untungnya dari Depag saya mendapat honor juri (hehehe...) namun sangat disayangkan di kampus nihil. maksud saya nihil honor. apa boleh buat, saya harus menempatkannya sebagai nasionalisme. ternyata ada beberapa pokok yang harus saya garis bawahi. lomba baca puisi atawa deklamasi ternyata masih tetap diartikan sebagai parade teriak-teriak. mengapa? sungguh sebagian besar peserta edan dengan cara berteriak. ya mungkin mitos bahwa baca puisi harus diselingi dengan teriak itulah yang masih tertanam di sebagian pikiran peserta. lantas, bagaimana dengan peserta yang tidak bengok-bengok? bagus. katakanlah ada suatu penempatan situasi. kapan puisi harus dibaca keras dan pelan. sebagian peserta baca puisi abai dengan hal ini. selanjutnya ada pola yang sama yang saya perhatikan. bagaimana sebagian peserta selalu mengucapkan kata...puisi X...bu

DODOLIT DODOLTOLSTOY: Catatan Singkat Atas Cerpen Terbaik Kompas 2010

Oleh Akmal Nasery Basral* I/              SEPASANG pembawa acara pada  Malam Penghargaan Cerpen Terbaik Kompas 2011  yang berlangsung di Bentara Budaya Jakarta semalam (Senin, 27 Juni) membacakan profil para cerpenis yang karyanya terpilih masuk ke dalam antologi  Cerpen Pilihan Kompas 2010 . Sebuah layar besar memampangkan foto mereka dengan sinopsis cerpen masing-masing.             Saat  Dodolit Dodolit Dodolibret  (selanjutnya ditulis  Dodolit ) karya Dr. Seno Gumira Ajidarma ditampilkan, yang terbaca oleh saya ’kisah Guru Kiplik yang mengajari penduduk sebuah pulau terpencil cara berdoa yang benar. Usai mengajar guru itu pergi dari pulau. Penduduk yang merasa belum bisa memahami cara berdoa yang benar, mengejar perahu sang guru dengan cara berlari di atas air.’ Kira-kira seperti itulah sinopsis yang tersaji di layar. Dari informasi sesingkat itu -- selain saya juga belum membaca versi lengkap  Dodolit  – pikiran saya secara spontan teringat nama seorang penulis Rusi

Puisi-puisi Dorothea Rosa Herliany (puisi lama)

MISA SEPANJANG HARI setelah letih merentang perjalanan, kita sampai di perempatan sejarah. menghitung masasilam dan merekareka masadatang. segala yang telah kita lakukan sebagai dosa, berhimpithimpitan dalam album. berebut di antara mazmurmazmur dan doa. dan kita pun belum putuskan perjalanan atau kembali pulang. katakata gugur jadi rintihan. percakapan berdesis dalam isakan. keringat anyir dan darah bersatu menawar dahagamu yang terlampau kental. engkau imani taubatku yang mengering di antara dengkur dan igauan. tubuh beku di antara altaraltar dan bangkupanjang. di antara mazmur dan suara anggur dituangkan. di seberang mimpi, pancuran dan sungai mati dengan sendirinya. tibatiba kaupadamkan cahaya itu. ruang ini gelap. aku raba dan kucaricari tongkat si buta. kutemukan cahaya dalam fikiranku sendiri. pejalan beriringan di antara gang dan musim yang tersesat. kunyalakan cahaya dalam hatiku. biarlah jika akhirnya membakar seluruh ayat dan syair yang lupa kukemasi. 1992 IBADAH SEPAROH USI