Lagu Kelam Rembulan
- sajak bagi Julia
"betapa jiwa kesakitanku terlahir, meneguhkan segenap Khidir
yang terpinggir, di sekian ribu tafsir, di seluruh sepuh takdir"
Mimpimimpi itu kian ganjil Lia, seganjil pesona mendung tercipta
di bias padam bibirmu yang kian memburu.
Sebagai ingatan akan waktu, kuimani beratus serdadu liar pecah
sepanjang urat nadimu. Pertanda rumahrumah malam diteguhkan
dan kabut ditinggikan, atas kegelapan yang tidur di awal
rasa mabukku.
Esok, segera kurayu keliaran tubuhmu. Sebab segala cuaca
adalah ajal menunggu, menguncup tanpa tahun cahaya.
Rupanya lanskap hijau muram adalah anakanak terpampang,
berjalan sekujur putih kulitmu yang menyimpan segenap merih
rindu. Lantas, melampaui kilatan kekupu, pikiranku yang tercencang
sepanjang abad meletup, melebihi lambang cinta
terpancung di dasar gema.
Segera, sajaksajakku berakhir sepilu pekik, menembusi sulur
pendek rambutmu. Dengan ketajaman jurang terpajang, deritaku
yang lebam mengambang. Berayunalun serupa lagu kelam rembulan.
Menyayati pelayaran mistisku paling bengal.
2008
Mendung Melepuh
mendung melepuh, beserta musim yang gurita
kepada kata. Hujan perlahan memipih
dalam patahan sungai lirih di setiap benih
yang rintih. Betapa tangan mengambangkan kabung,
mengapungkan kabut yang menyimpan segenap
mata air beku. Kepada setiap tahun loyal
kebisuanku kian meronta, antara liat waktu
dan malaikat misterius. Seraya mimpi buruk memeta :
talkin setengah tiang menyerbu ke penjuru tubuh
2008
Pada Sebuah Malam Aku Menjelmakanmu Perempuan
Pada sebuah malam aku menjelmakanmu perempuan
mimpimu kutawan, bersama sejuta lenguh pesakitan
tapi kubayangkan rumahrumah terbakar,
anakmu rengkuh redam pada sebalik rahim
yang terjura antara punggung dan kenangan
aku agungkan payudaramu tembang sekaligus
tercakar, dalam erangan juga kutukan tusukan
yang mensucikan seluruh abu, beserta tiang terpampang :
ringkih pelabuhan. Kugemakan nafsuku bersama jalan
jalan. Ingatan jahanam menembakkan ribuan
labuh serupa wiski terseduh, perjamuan
tualang jalang
pada sebuah malam aku menjelmakanmu perempuan
bersama bulan lalu terdampar dalam sebentuk nanar
2008
Jalan yang Kulewati adalah Hantu Sendirian
Jalan yang kulewati adalah hantu sendirian
satu kelahiran dipancang dari mulut awan
ombak gemuruh terbang dan arakan kabut
menyabitkan cinta
tapi gorong nafasku penuh sesak pelacur
kesetianku menghukum malaikat berteduh
Segala metafor kegemilangan menghijau
meratapi tahun dari segala keheningan
melalui gedung, aku berkaca
sumursumur kuhempaskan dan rumah tanpa
jendela setia kuberi nyawa
betapa kenanganku terluka
menerawang mendung seperempat abad
malam memeluk malam
serta zombi dengan pesona birunya meledak
menerbitkan kebuasanku yang bermata cinta
Dari kegilaan pantai tumbang
pohonpohon menyergapku
jalan tinggal jalan
dengan siang menyembulkan sesosok jalang
Jalan yang kulewati adalah hantu sendirian
kala senja memekik
burung dengan tariannya membekap
sekujur mulutku
dengan lantang kuteriakkan
rekuimrekuim berbaju zirah
sebab segala nyanyian terkutuk
dalamku
dan hari merah kuimani
mencecap sungai
persis jalan hantu kulewati
2007
Persetubuhan Waktu
Seperti bayangan bergigir
kegelapanmu lahir dari kepenatan
di lorong waktu
kusadari lehermu temaram
dan kesepianmu membahasakan padam
di jantungjantung kota
kau urai rambutmu
dengan segala wujud kupukupu
"helai jubah yang terlahir
dari rahimmu menggasangkan api"
tibatiba kau lempar aku
pada pesisir :
di mana payudaramu membuncah
dan bayanganku menjelma kabut
"tempat kita kubur dan semaikan benih
yang jatuh dari sungai bulan"
tak kusadar, betapa lamunanmu jadi keranda
dan di kampung tanpa peradaban
tubuhmu memudar jadi bermiliar kali
planet angkasa
aku nikmati, segala rupa keramaian di matamu
; telaga tempatku tenggelam dan burungburung
mengiris bangkainya melebihi lengan tersayat
seperti halnya kenanganku akan gerhana
yang membandang di rahimmu
2007
Dody Kristianto, lahir di Surabaya, 3 April 1986. Belajar di Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya. Menulis puisi, cerpen dan sedikit esai. Karya-karyanya terpublikasi pada beberapa media dan antologi bersama. Bergiat pada Komunitas rabo Sore (KRS) dan menjadi penggerak forum Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI). Saat ini tinggal di Sidoarjo.
Email : dody.kristianto@gmail.com
Komentar