Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2009

Puisi-puisi untuk Ponari

Di Balik Kerudungmu di balik kerudungmu, kugemakan tanya, ingatan, juga mimpimimpi liar yang pernah kau lukis dalam arah selekuk wajah segala kelahiran kau mulai saat marabu bergerak rajah kenangan memekak, memeta retak pada setiap jejak jejakmu tak legam kupupus, tak habis kukikis tikammu biru, mengulang aral pertemuan ketika awal kita bertemu; untuk saling bunuh maka kau dendangkan padang, sebuah dinding, tebing, juga masa lalu dinding kau lukis darah, darah anakanak sedekap lepas, melepas doa angkaangka keramat tercetak dalam rahimmu, juga keningmu di balik kerudungmu, doa ibu terkandung tapi kau lupa memadam api yang minta kumaknai barangkali aku bertudung dalam kerudungmu rumahrumah gelap, masa depan geragap kepungan seribu hantu berseru memadahkan gaung syahdu 2008 Layang-layangan suatu musim kelak kau akan tahu bagaimana usia pohon mulai menghitung membaca seram cuaca atau tarian bara yang luntas di sudut malam kau tahu tentang rumah mungil...

Puisi-puisi Liris Dody

kidung pengelana bertahun, telah jauh aku meninggalkan rumah tak kuhapal lagi mana letak pintu dan jendela bahkan tempat halaman yang tak kutahu seberapa luas dan sepinya karena telah kusinggahi segala wujud rumah di seluruh penjuru benua rumah yang nampak sama, rumah yang menipu mata yang perlahan mulai renta 2009 seseorang semirip dirimu seseorang semirip dirimu berdiri di sela hujan di mana waktu hanya sepenggalan pesan pergi dan datang "apa kabar?" sapamu pada kesunyian kau masuki halaman tempat puisi pernah bersarang lalu kau temukan seseorang semirip dirimu berdiam di malam lengang malam puisi dan bulan berwarna sepersis kelam 2009 tembang penimang hujan kami suka menimang titik hujan. kami tergoda pada liris air yang lupa jalan pulang. air yang tumbuh serupa kumpulan danau di ketinggian. air yang memandang kami bagai anak-anak dengan tatap paling lengang di lain waktu, titik itu kerap singgah di kulit kami, di pepori, lantas mengalir ke hati kami. kami selalu merasa, t...

Muat di Surabaya post, 15 Maret 2009

Lagu Kelam Rembulan - sajak bagi Julia "betapa jiwa kesakitanku terlahir, meneguhkan segenap Khidir yang terpinggir, di sekian ribu tafsir, di seluruh sepuh takdir" Mimpimimpi itu kian ganjil Lia, seganjil pesona mendung tercipta di bias padam bibirmu yang kian memburu. Sebagai ingatan akan waktu, kuimani beratus serdadu liar pecah sepanjang urat nadimu. Pertanda rumahrumah malam diteguhkan dan kabut ditinggikan, atas kegelapan yang tidur di awal rasa mabukku. Esok, segera kurayu keliaran tubuhmu. Sebab segala cuaca adalah ajal menunggu, menguncup tanpa tahun cahaya. Rupanya lanskap hijau muram adalah anakanak terpampang, berjalan sekujur putih kulitmu yang menyimpan segenap merih rindu. Lantas, melampaui kilatan kekupu, pikiranku yang tercencang sepanjang abad meletup, melebihi lambang cinta terpancung di dasar gema. Segera, sajaksajakku berakhir sepilu pekik, menembusi sulur pendek rambutmu. Dengan ketajaman jurang terpajang...

Puisi-puisi Gurih Dody Kristianto

Secarik Kertas dan Kalimat Puisi Secarik kertas dan kalimat puisi di atasnya terbubuh di antara sekian kekacauan dan perlintasan bunyi panjang Sedang di luar, hujan logam menggasang mencipta beberapa titik pertikaian, beberapa bimbang yang mencetak jejak redam Sementara, kalimat-kalimat mengalun, satu dua, sisanya tanggal yang tak mampu kuingat lagi. Seperti mimpi sebuah puisi untuk sepenggal mlam dan padam. Secarik kertas dan kalimat puisi di atasnya, aku rasakan remang berenang setelah seratus pertanyaan. 2008 Pengantin Diam di dalam kamar, tiba-tiba kita menjadi penari yang ingin terbang ke kayangan melepas persetubuhan, kenangan juga seluruh tatap penghabisan ada jendela, waktu berima yang membawa kita membiarkan angin membungkus tubuh, mimpi dan segenap perjalanan menuju utara sebuah berita mengubah kita lebih kekanakan seperti sekian tahun terpenggal, kita adalah penyusun kastil pasir dan sejumput isyarat dari ombak ...

abstrak skripsi

ABSTRAK Judul : Konflik Sosial Tokoh Sobrat dalam Naskah Drama Sobrat karya Arthur S. Nalan Nama : Dody Kristianto NRM : 042144030 Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Bahasa dan Seni Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya Pembimbing : Drs. Mohamad Najid, M. Hum Kata Kunci : konflik sosial, tokoh Sobrat Konflik adalah salah satu unsur pembangun karya sastra. Dalam kerangka hubungan sosial, konflik adalah salah satu bagian pembangunnya. Naskah drama Sobrat juga mengandung konflik sebagai salah satu unsur pembangun karya sastra. Sobrat sebagai salah satu tokoh tentu berhadapan dengan konflik karena frekuensi kemunculan dan persinggungannya dengan tokoh lain. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan konflik sosial yang dialami oleh tokoh Sobrat, (2) mendeskripsikan penyebab konflik sosial yan...

Pengumuman Lomba 2009

Radar Bali (Jawa Pos Group) bekerja sama dengan Komunitas Sahaja menggelar apresiasi kebahasaaan dan kesusastraan bertaraf nasional dan provinsi Bali bertajuk Radar Bali Literary Award 2009, mulai Januari hingga April 2009. Memperebutkan piala Gubernur Bali . Program kegiatan itu mengangkat tema “Perubahan, Kemanusiaan dan Lingkungan”, meliputi : 1. Lomba Cipta Puisi tingkat Nasional Hari, tanggal : Selasa, 6 Januari 2009 – Minggu, 22 Februari 2009 2. Lomba Baca Puisi Kategori SMP dan Umum (SMA, mahasiswa, dan masyarakat umum) se- Bali Hari, tanggal : Senin – Rabu , 13 - 15 April 2009 Tempat : Art Centre Denpasar 3. Lomba Dramatisasi Puisi Kategori SMP dan Umum se- Bali (Pelajar SMA, mahasiswa dan masyarakat umum) Hari, tanggal : Kamis, 16 April 2009 Tempat : Wantilan Taman Budaya Denpasar 4. Puncak Acara Radar Bali Literary Award 2008 Hari,tanggal : Sabtu, 25 April 2009 Tempat : Art Centre Denpasar Kegiatan ini bertujuan merangsang minat para remaja agar lebih kreatif m...

Puisi-puisi Guntur Sekti Wijaya

CINCIN TULANG jangankan mencabut, memasukkannya saja belum! tetap saja emplek di jalan Sakura datangkan imigran hitam-putih yang berada dalam klasemen warna tiada lincak hanya maskot-maskot tubuh sajikan nikmat dan renungkan peragawati di atas jalan sebening aqua menjelma umpan segar hilangkan tengik hati dari slogan hitam berasap putih juga sanjung tahi ooo... cincin tulang masukkan diriku di sela rindu jauhkan dari radio dengkul atau patroli peras hati yang kisahkan hitamnya malam ooo... cincin tulang aku munafik melilitkan diri pada sebatang rokok menunggu kualat BIRU cuaca pagi tak kunjung membaik tetap menetap di ujung jazirah mengambang, mengenyam siulan fauna klinik kumuh tetap saja membosankan menambah rekapitulasi hitam gulita yang gelap menyeringai memancing geram hingga roda yang berputar berhenti sejenak : untuk mencaci tersebut belum final, belum semifinal mungkin bisa untuk sekadar termangu di atas sofa namun harus terpejam mata menghindar dari kilauan video atau slide sh...