Langsung ke konten utama

Pengumuman Lomba 2009

Radar Bali (Jawa Pos Group) bekerja sama dengan Komunitas Sahaja menggelar apresiasi kebahasaaan dan kesusastraan bertaraf nasional dan provinsi Bali bertajuk Radar Bali Literary Award 2009, mulai Januari hingga April 2009. Memperebutkan piala Gubernur Bali. Program kegiatan itu mengangkat tema “Perubahan, Kemanusiaan dan Lingkungan”, meliputi :

1. Lomba Cipta Puisi tingkat Nasional
Hari, tanggal : Selasa, 6 Januari 2009 – Minggu, 22 Februari 2009

2. Lomba Baca Puisi Kategori SMP dan Umum (SMA, mahasiswa, dan masyarakat umum) se-Bali
Hari, tanggal : Senin – Rabu , 13 - 15 April 2009
Tempat : Art Centre Denpasar

3. Lomba Dramatisasi Puisi Kategori SMP dan Umum se-Bali
(Pelajar SMA, mahasiswa dan masyarakat umum)
Hari, tanggal : Kamis, 16 April 2009
Tempat : Wantilan Taman Budaya Denpasar

4. Puncak Acara Radar Bali Literary Award 2008
Hari,tanggal : Sabtu, 25 April 2009
Tempat : Art Centre Denpasar

Kegiatan ini bertujuan merangsang minat para remaja agar lebih kreatif mencipta karya hingga mampu mencetak penyair, dan seniman muda, menumbuhkan dan meningkatkan mentalitas kreatif masyarakat.

TATA TERTIB DAN KRITERIA
RADAR BALI LITERARY AWARD 2009

A. LOMBA CIPTA PUISI
1. Lomba ini terbuka bagi para penulis muda se-Indonesia dengan batasan usia antara 17-33 tahun, dilengkapi dengan identitas diri (fotokopi).
2. Lomba ini tertutup bagi panitia dan keluarga besar Harian Umum Radar Bali (Jawa Pos Group).
3. Lomba Cipta Puisi ini bersifat perorangan.
4. Karya puisi yang dilombakan belum pernah dipublikasikan atau diterbitkan dalam bentuk buku atau sejenisnya, serta tidak sedang diikutkan dalam lomba atau dalam kegiatan serupa lainnya.
5. Karya puisi yang diikutsertakan bukan saduran, terjemahan, plagiat atau pun murni menjiplak dari naskah yang telah ada sebelumnya.
6. Tema Lomba Cipta Puisi ini adalah “Perubahan, Kemanusiaan, dan Lingkungan”.
7. Puisi wajib dikirim dengan format Times New Roman, 12 pt, spasi 1,5 serta dikopi rangkap 4 (empat).
8. Tiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu karya;
Naskah puisi dapat dikirimkan ke Sekretariat Panitia Lomba Cipta Puisi Radar Bali Literary Award 2009, Jalan HOS Cokroaminoto Gg. Katalia 26 Ubung Denpasar-Bali, Telepon: 0361-417153-56, Fax. 0361-417157-58, dan Museum Sidik Jari, Jalan Hayam Wuruk 175, Denpasar-Bali, 80235. Telepon: Devi (085936120898), Anom (085739038324). Email : ciptapuisi_rbla2009@yahoo.com
9. Batas akhir pengiriman naskah pada 22 Februari 2009
10. Dewan Juri menetapkan 3 (tiga) Juara Utama, 3 (tiga) Juara Harapan
11. Pemenang berhak atas hadiah berupa trophy, piagam, dan uang tunai senilai Rp 10.000.000,00. Selain itu, akan ditetapkan Juara Umum yang berhak atas piala Radar Bali Literary Award 2009 dari Gubernur Provinsi Bali.
12. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.

B. LOMBA BACA PUISI
1. Lomba ini terbuka bagi para pelajar, baik tingkat SMP, SMA, Mahasiswa serta umum se-Bali.
2. Lomba ini tertutup bagi panitia dan keluarga besar Harian Umum Radar Bali (Jawa Pos Group).
3. Lomba Baca Puisi ini dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yakni: A. Kategori SMP dan B. Kategori Umum (SMA, Mahasiswa, dan masyarakat umum)
4. Lomba ini bersifat perorangan.
5. Peserta wajib membaca 2 (dua) buah puisi dari sekian puisi yang terangkum dalam antologi yang disediakan oleh panitia.
6. Bagi peserta yang nomor undinya dipanggil 3 kali berturut-turut namun tidak juga tampil, akan dinyatakan gugur atau mengundurkan diri.
7. Selain menilai penghayatan, ekspresi, vokal, totalitas serta keutuhan pembacaan, Dewan Juri juga mempertimbangkan kemungkinan baru dalam pembacaan puisi atau kreativitas.
8. Pendaftaran dibuka dari tanggal 16 Maret 2009 – 10 April 2009 pada pukul 14.00 – 19.00 WITA bertempat di Sekretariat Panitia Radar Bali Literary Award 2009, Jalan HOS Cokroaminoto Gg. Katalia 26 Ubung Denpasar-Bali, Telepon: 0361-417153-56, Fax. 0361-417157-58, dan Museum Sidik Jari, Jalan Hayam Wuruk 175, Denpasar-Bali, 80235. Telepon: Frischa (081805470801), Devi (085936120898).
9. Biaya pendaftaran Rp 10.000,00 per peserta.
10. Setiap peserta wajib mengikuti Technical Meeting yang akan diadakan pada 10 April 2009
11. Tiga puluh menit sebelum penampilan, peserta wajib mendaftar ulang pada panitia.
12. Dewan Juri menetapkan finalis yang akan diperlombakan pada grand final: 15 April 2009.
13. Dewan Juri akan menetapkan juara untuk masing-masing kategori, yakni Juara I, II, dan III dan harapan, serta Juara Umum yang berhak atas piala Radar Bali Literary Award 2009 dari Walikota Denpasar.
14. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.

C. LOMBA DRAMATISASI PUISI
1. Lomba ini terbuka untuk umum (SMA, Mahasiswa, dan masyarakat umum)
2. Lomba ini tertutup bagi panitia, dan keluarga besar Harian Umum Radar Bali (Jawa Post Group).
3. Peserta Lomba Dramatisasi Radar Bali Literary Award 2009 sebelumnya harus terdaftar pada panitia.
4. Pendaftaran dibuka dari tanggal 16 Maret 2009 hingga 10 April 2009 bertempat di Sekretariat Panitia Radar Bali Literary Award 2009, Jalan HOS Cokroaminoto Gg. Katalia 26 Ubung Denpasar-Bali, Telepon: 0361-417153-56, Fax. 0361-417157-58, dan Museum Sidik Jari, Jalan Hayam Wuruk 175, Denpasar-Bali, 80235. Telepon: Frischa (081805470801), Devi (085936120898)
5. Biaya pendaftaran peserta (tim) Rp 20.000,00.
6. Setiap tim terdiri dari minimal 3 orang, maksimal 10 orang, dan wajib membawakan pertunjukan berdasarkan puisi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh panitia.
7. Durasi pementasan maksimal 15 menit, belum termasuk 5 menit persiapan serta 5 menit pengosongan panggung.
8. Peserta diperkenankan untuk menampilkan kreativitas dengan dukungan tata lampu, tata musik dan tata busana selama tidak mengganggu jalannya lomba secara keseluruhan. Di samping itu, demi pertimbangan keamanan, harus seijin serta sepengetahuan panitia.
9. Bagi peserta yang nomor undinya dipanggil 3 kali berturut-turut namun tidak juga tampil, akan dinyatakan gugur atau mengundurkan diri.
10. Setiap peserta wajib mengikuti Technical Meeting yang akan diadakan pada 10 April 2009.
11. Tiga puluh menit sebelum penampilan, peserta wajib mendaftar ulang pada panitia.
12. Dewan Juri akan menilai totalitas pertunjukan serta kreativitas tim dalam menyikapi puisi yang dipilih.
13. Dewan Juri akan menetapkan 3 (tiga) Penampil Utama Terbaik; Juara Umum yang berhak atas piala Radar Bali Literary Award 2009 dari Wakil Gubernur Bali.
14. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perihal Membaca Puisi

beberapa waktu lalu saya, entah beruntung atau untung, menjadi juri lomba baca puisi di beberapa tempat. yakni di kampus dan di departemen agama Sidoarjo. untungnya dari Depag saya mendapat honor juri (hehehe...) namun sangat disayangkan di kampus nihil. maksud saya nihil honor. apa boleh buat, saya harus menempatkannya sebagai nasionalisme. ternyata ada beberapa pokok yang harus saya garis bawahi. lomba baca puisi atawa deklamasi ternyata masih tetap diartikan sebagai parade teriak-teriak. mengapa? sungguh sebagian besar peserta edan dengan cara berteriak. ya mungkin mitos bahwa baca puisi harus diselingi dengan teriak itulah yang masih tertanam di sebagian pikiran peserta. lantas, bagaimana dengan peserta yang tidak bengok-bengok? bagus. katakanlah ada suatu penempatan situasi. kapan puisi harus dibaca keras dan pelan. sebagian peserta baca puisi abai dengan hal ini. selanjutnya ada pola yang sama yang saya perhatikan. bagaimana sebagian peserta selalu mengucapkan kata...puisi X...bu

DODOLIT DODOLTOLSTOY: Catatan Singkat Atas Cerpen Terbaik Kompas 2010

Oleh Akmal Nasery Basral* I/              SEPASANG pembawa acara pada  Malam Penghargaan Cerpen Terbaik Kompas 2011  yang berlangsung di Bentara Budaya Jakarta semalam (Senin, 27 Juni) membacakan profil para cerpenis yang karyanya terpilih masuk ke dalam antologi  Cerpen Pilihan Kompas 2010 . Sebuah layar besar memampangkan foto mereka dengan sinopsis cerpen masing-masing.             Saat  Dodolit Dodolit Dodolibret  (selanjutnya ditulis  Dodolit ) karya Dr. Seno Gumira Ajidarma ditampilkan, yang terbaca oleh saya ’kisah Guru Kiplik yang mengajari penduduk sebuah pulau terpencil cara berdoa yang benar. Usai mengajar guru itu pergi dari pulau. Penduduk yang merasa belum bisa memahami cara berdoa yang benar, mengejar perahu sang guru dengan cara berlari di atas air.’ Kira-kira seperti itulah sinopsis yang tersaji di layar. Dari informasi sesingkat itu -- selain saya juga belum membaca versi lengkap  Dodolit  – pikiran saya secara spontan teringat nama seorang penulis Rusi

Puisi-puisi Dorothea Rosa Herliany (puisi lama)

MISA SEPANJANG HARI setelah letih merentang perjalanan, kita sampai di perempatan sejarah. menghitung masasilam dan merekareka masadatang. segala yang telah kita lakukan sebagai dosa, berhimpithimpitan dalam album. berebut di antara mazmurmazmur dan doa. dan kita pun belum putuskan perjalanan atau kembali pulang. katakata gugur jadi rintihan. percakapan berdesis dalam isakan. keringat anyir dan darah bersatu menawar dahagamu yang terlampau kental. engkau imani taubatku yang mengering di antara dengkur dan igauan. tubuh beku di antara altaraltar dan bangkupanjang. di antara mazmur dan suara anggur dituangkan. di seberang mimpi, pancuran dan sungai mati dengan sendirinya. tibatiba kaupadamkan cahaya itu. ruang ini gelap. aku raba dan kucaricari tongkat si buta. kutemukan cahaya dalam fikiranku sendiri. pejalan beriringan di antara gang dan musim yang tersesat. kunyalakan cahaya dalam hatiku. biarlah jika akhirnya membakar seluruh ayat dan syair yang lupa kukemasi. 1992 IBADAH SEPAROH USI