Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2009

Puisi-puisi untuk Ponari

Di Balik Kerudungmu di balik kerudungmu, kugemakan tanya, ingatan, juga mimpimimpi liar yang pernah kau lukis dalam arah selekuk wajah segala kelahiran kau mulai saat marabu bergerak rajah kenangan memekak, memeta retak pada setiap jejak jejakmu tak legam kupupus, tak habis kukikis tikammu biru, mengulang aral pertemuan ketika awal kita bertemu; untuk saling bunuh maka kau dendangkan padang, sebuah dinding, tebing, juga masa lalu dinding kau lukis darah, darah anakanak sedekap lepas, melepas doa angkaangka keramat tercetak dalam rahimmu, juga keningmu di balik kerudungmu, doa ibu terkandung tapi kau lupa memadam api yang minta kumaknai barangkali aku bertudung dalam kerudungmu rumahrumah gelap, masa depan geragap kepungan seribu hantu berseru memadahkan gaung syahdu 2008 Layang-layangan suatu musim kelak kau akan tahu bagaimana usia pohon mulai menghitung membaca seram cuaca atau tarian bara yang luntas di sudut malam kau tahu tentang rumah mungil...

Puisi-puisi Liris Dody

kidung pengelana bertahun, telah jauh aku meninggalkan rumah tak kuhapal lagi mana letak pintu dan jendela bahkan tempat halaman yang tak kutahu seberapa luas dan sepinya karena telah kusinggahi segala wujud rumah di seluruh penjuru benua rumah yang nampak sama, rumah yang menipu mata yang perlahan mulai renta 2009 seseorang semirip dirimu seseorang semirip dirimu berdiri di sela hujan di mana waktu hanya sepenggalan pesan pergi dan datang "apa kabar?" sapamu pada kesunyian kau masuki halaman tempat puisi pernah bersarang lalu kau temukan seseorang semirip dirimu berdiam di malam lengang malam puisi dan bulan berwarna sepersis kelam 2009 tembang penimang hujan kami suka menimang titik hujan. kami tergoda pada liris air yang lupa jalan pulang. air yang tumbuh serupa kumpulan danau di ketinggian. air yang memandang kami bagai anak-anak dengan tatap paling lengang di lain waktu, titik itu kerap singgah di kulit kami, di pepori, lantas mengalir ke hati kami. kami selalu merasa, t...