Cerpen Dody Kristianto* Aku sengaja mengirim sebuah kartu pos untukmu. Kartu pos yang tak sempat kukirimkan setahun lalu. Mungkin kau takkan menduga bukan, bila aku merelakan menulis sepatah dua kata untukmu. Walau aku tahu itu berat. Dan setelah membaca kata-kataku, aku tak hendak menebak apa yang ada dalam hatimu. Mungkin kau suka atau lara setelah kau baca kartu pos itu. Bintang-bintang tetap beredar di cakrawala. Tetap pada posisinya. Seperti dulu kau menatap langit ketika purnama tiba. Kau selalu mengatakan bukan, bila di balik bulan ada negeri sekawanan peri. Kau selalu berkata akan hal itu padaku. Kau sangat percaya akan kebenarannya. Ya, kata-katamu kerap membuat aku terlena dan mencoba untuk memercayai hal itu. Kau tahu, aku selalu ingin tersenyum bila mengingat kata-katamu. Bahkan aku selalu merasa kau ada di dekatku dan tetap membisikkan hal itu padaku. Peri-peri yang tinggal di balik bulan? Seperti apakah mereka? Kau selalu mencoba meyak...
sastra ialah sesuatu yang tumbuh dari segala keterasingan, kesunyian serius yang tercipta ketika manusia dalam keadaan terdesak! namun sastra (harus) serius? tidak juga!